Kamis, 26 Maret 2009

The New Album Superman Is Dead “Angels and The Outsiders”

Superman Is Dead’s Angels and The Outsiders out Oct 2008

Damn….rasanya sudah 100 tahun lamanya tidak menginjakkan kaki di studio rekaman. And before we jump to the main topic, one thing we must admit, the beginning of this year 2008 and half of 2007 was disaster for Superman Is Dead! Semua terasa berat.
Diawali dengan penghianatan besar, konflik fatal dalam manajemen, kebangkrutan dan ditinggalkan oleh yang tercinta. Semua terjadi secara beruntun bak novel tragedi dari Rusia. Dingin dan tanpa ampun. Dan kita tidak bertambah muda. Dikejar usia, jadilah beban hidup terasa semakin berat dan menghantui setiap inchi langkah yang kita ambil. Saat itu SID seperti kehilangan nyawa dan akal sehat.

Kebingungan dan hampir menyerah.
Tapi untung saja tidak. “Apapun yang tidak membunuhmu akan menjadikanmu lebih kuat”. Don’t ever fuck with that old saying coz we are the living proof. Setelah hampir setahun hancur lebur dihajar depresi dan segenap negativitas-nya, perlahan kita seperti kembali menemukan jati diri kita, siapa kita dan apa yang kita inginkan. Ditengah rasa sakit kita banyak belajar tentang hidup. Dan satu hal signifikan, malaikat akan selalu ada disana selama kita masih percaya. Energi. Api kebencian, cinta dan airmata. Itulah malaikat. Persahabatan, kesetiaan dan harapan. Itulah malaikat.
Dan kita pun terselamatkan.
Perlahan kita mencoba berdiri lagi, menulis lagu, menorehkan lirik bertintakan air mata dan alkohol untuk menemukan kembali alasan kenapa kita berada di band ini. Dan jangan pernah lupakan rasa terima kasih dari hati kami yang paling dalam untuk semua fans, sahabat dan keluarga yang tiada henti siang malam gelap terang memberi api semangat nan tulus kepada kami. We’re so so lucky to have you!
Berbekal harapan setinggi matahari, akhirnya kami benar-benar bisa berdiri dan semua masalah mulai menemukan jalan keluarnya.
Masih memakai sound engineer Yoni dan dengan sound yang jauh lebih tebal dan matang, album ke 7 ini dibuka dengan Luka Indonesia yang memuntahkan rasa cinta kami pada negara dan kolaborasi dengan alat musik tradisional Bali terjadi disini, it’s totally Rock-A-Bali! Tema persatuan dan harapan untuk dunia yang lebih baik juga ada di Unfuck The World dan Kuat Kita Bersinar dimana kita memadukan suara tulus anak-anak panti asuhan diiringi denting indah piano dari musisi jazz tangguh Erik. Nuansa kecintaan terhadap pada anak-anak kita pertahankan dalam lirik-lirik jujur Saint Of My Life [feat.Alit Anima on organ], Fly Away, danThe Days Of A Father. Punkrock sayang keluarga. Haha.
Kesedihan dan konten rasa kehilangan kita balut dengan gagah dalam Nights Of The Lonely [featuring Sally Jo Saharadja on violin], Menuju Temaram dan Memories Of Rose yang maha panas dimana perpaduan gitar flamenco Hendra Telephone dan permainan trumpet dahsyat Rio Saharadja akan membuat anda seolah berada di gurun Mexico dengan tequila kadaluwarsa ditangan kiri dan pistol di tangan kanan.
Lalu di track Pulang tema kerinduan akan ‘rumah’ dituangkan dengan semangat rockabilly nan membara dan tiba tiba terselip nada gulana suling bambu Bali dari Gembul drummer Navicula. Aneh? You’ll be the judge. Tak usah terlalu lama terjebak dalam kesedihan karena kita akan menggebrak pesta pesta liar jalanan dengan Brandal Poppies 2 [based on a true fuckin story], Punkrock Lowrider, Twice In Paradise dan Jika Kami Bersama, sebuah masterpiece dimana SID untuk pertama kalinya berkolaborasi penuh dengan Jogjakarta kings Shaggy Dog. This track is guaranteed gonna bring your ass right to the party! Kemudian rasa salut dan hormat terdalam untuk sekumpulan anak muda yang tak mengenal rasa takut dan selalu ada untuk SID kita tumpahkan dalam The Outsiders.
Itulah 15 track yang berhasil kita rekam dalam masa masa terberat dalam karir kita, namun matahari sudah kembali bersinar dan hingga detik ini kami merasa seperti ribuan macan lapar yang siap menerjang apapun dan siapapun yang berdiri dijalan kami.

Sumber : http://supermanisdead.net/nl.php?id=112
Picture : supermanisdead.net

Rabu, 25 Maret 2009

S.I.D : OASE DITENGAH PEMIKIRAN SEMPIT KESERAGAMAN


“Superman Is Dead (S.I.D) menginspirasi dan mengajarkan kami tentang indahnya perbedaan dan untuk menghormati keberagaman!”, kurang lebih itulah pendapat salah seorang penonton yang hadir dalam gigs semalam (12/3/09) di salah satu pusat hiburan di bilangan Jakarta Pusat. Pernyataan secara terbuka yang diucapkan dalam sebuah panggung “glam” peluncuran album baru S.I.D yang bertajuk Angels and The outSIDers. Damm! Saya tersentak dengan pernyataan tersebut. Pernyataan yang sudah sangat lama saya nanti-nantikan tiba-tiba terdengar langsung oleh telinga saya. Mungkin banyak orang yang akan bertanya-tanya, apa istimewanya komentar tersebut? Sehingga harus membuat tersentak? Bukankah pendapat-pendapat seperti itu sudah biasa diucapkan? Lalu apa yang menjadi luar biasa? Pertanyaan dan pernyataan seperti itu seolah-oleh beruntun menerjang kepala saya, seraya berusaha menjelaskannya. Pendapat seperti itu, tidak akan menjadi luar biasa apabila disampaikan untuk para pegiat kemanusiaan atau untuk kelompok-kelompok yang memang aktivitas mereka ada diwilayah perjuangan pluralisme. Namun tidak demikian apabila ucapan itu didedikasikan untuk S.I.D. Dengan latar belakang “glamour”, tampilan ala punker, musik cadas, dengan segala atribut “gaul” yang disandang oleh kelompok band ini seolah-olah mereka adalah 3 (tiga) orang “berandal” yang hanya bermusik dan larut dalam kehidupan glamour. Rambut spiky, rantai bergelantungan di pinggang, berbusana gaul nan glamour tidaklah cukup menggambarkan ketepatan dari penyataan diwal tulisan ini. Betapa ketiga pemuda ini jauh dari kategori kelompak yang peduli dengan keadaan sekitar. Ditambah lagi tangan yang tiada henti memegang botol minuman beralkohol, semakin menjauhkan cap pemuda yang mempunyai kepedulian terhadap kehidupan sosial. Belum lagi bila kita menengok ke belakang atas perjalanan grup band ini yang sempat dipenuhi dengan tuduhan rasis dan diskriminatif, menyebabkan S.I.D. sempat terpuruk dalam tuduhan-tuduhan rasis. Tentu saja keadaan ini kerap membuat roh lagu mereka menjadi hilang dan terkubur dalam “judge” glamour, rasis, dan anti sosial. Aktivitas-aktivitas mereka untuk kampanye kemanusiaan, kesetaraan, pluralisme menjadi sirna begitu saja. S.I.D dan Kemanusiaan Sepanjang pengetahuan saya, SID baik sebagai sebuah grup band maupun individu-individunya adalah salah satu grup Band yang cukup aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan, tentunya yang paling sering adalah melakukan kampanye pluralisme, kemanusiaan dan juga lingkungan. Tidak sebatas hanya datang dan bermain musik, bahan terlibat langsung dalam pengadaan kampanye termasuk memobilisasi resource untuk menggelar kampanye musik. Komitmen mereka atas kemanusiaan, pluralisme, lingkungan tergambar pula secara kuat dalam lagu-lagu mereka. Dapat dicatat bahwa hampir dalam setiap album yang dirilis oleh SID terdapat tema-tema lagu yang mengedepankan persaudaraan, kesetaraan, pluralisme. Kita vs Mereka, Marah Bumi, Citra O.D bahkan dalam album terbarunya terdapat pesan untuk menjaga semangat keberagaman yang tercermin dalam lagu “Kuat Kita Bersinar”. dan dalam setiap mereka penampilannya, tak henti-hentinya mengingatkan penonton yang ada di depan mereka untuk menghargai setiap perbedaan. Kadangkala oleh Boby dengan mimik serius bak orator, atau kadang dengan guyonan “jorok” ala Eka Rock yang mengundang tawa tapi sarat dengan pesan indahnya keberagaman. “Akh…itu hal yang biasa kali, namanya juga cari popularitas” begitu kira-kira pendapat yang muncul bila kita menelaah S.I.D dan sisi humanismenya. Namun pendapat itu menjadi keliru bila menyimak perjalanan kreatifitas para personel S.I.D di kala mereka belum terkenal seperti sekarang. Cukup susah mengatakan bahwa tema lagu mereka tentang kemanusiaan, kesetaraan dan pluralisme, adalah sebatas lagu panggung. Sebatas untaian kata yang hanya diteriakan di panggung-panggung lalu hilang dan lepas tak bermakna di dalam kehidupan mereka di luar panggung. Atau sangat berat rasanya mengatakan, bahwa pesan-pesan mereka adalah pesan semu yang hanya untuk gagah-gagahan di atas panggung. Lekat dalam ingatan saya bagaimana S.I.D termasuk salah satu band menyisihkan energinya untuk kegiatan-kegiatan jalanan terutama pada tahun 1998 dimana euforia reformasi sedang masak-masaknya. Aksi massa dikampus-kampus sedang marak, diskusi informal merebak tiap saat dan disitulah beberapakali terlibat pula pemuda-pemuda ini. Bergabung dalam setiap aktivitas, mengeluarkan “merchandise” dalam bentuk stiker-stiker. Bukan stiker gaul atau stiker yang beraroma dunia glam tapi “merchandice” yang berbau kampanye gerakan. Tercatat dalam ingatan saya, berbagai stiker sarkas dengan tulisan; “Sohardto F**k”, atau maaf” Tutut Titit” yang sesuai kehendak jaman pada saat itu. Mungkin seseuatu hal yang kecil , tetapi sarat akan makna kepedulian mereka dengan kondisi sosial. Ditengah lagu-lagu mereka yang sekilas terkesan mengumbar tema glam, S.ID adalah salah satu band di Bali yang selalu siap tampil dalam acara-acara charity untuk kemanusiaan. Mungkin puluhan kali bahkan lebih, grup band ini terlibat secara aktif dalam pagelaran sosial tanpa bayaran. Tercatat S.I.D tampil dalam penggalangan dana untuk kemanusiaan pada saat bencana Tsunami Aceh dan bencana Gempa Jogjakarta. Bukan hanya sebatas tampil memikan musiknya, tapi juga peran Jerinx (drumer S.I.D) sebagai pengagas ide terutama dalam Pagelaran Kemanusiaan untuk bencana gempa Jogjakarta. Demikian pula dalam hal perjuangan atas pluralisme dan keberagaman, S.I.D adalah Band yang terlibat pula secara aktif dalam kampanye penolakan RUU APP dari sejak dikumandangkan tahun 2006 sampai 2008. tidak melulu aksi panggung tapi pemuda-pemuda ini juga terlibat dalam aksi-aksi jalanan. Menggarap roadshow musik untuk mengkampanyekan, betapa berbahanya RUU APP dalam ranah Bhinekka Tunggal Ika. Betapa RUU APP mengancam sendi-sendi keberagaman dan berujung terancamnya nilai-nilai dan hakikat kemanusiaan. Tema lagu kemanusiaan termanifestasikan dalam bentuk praktek-praktek S.I.D. Nilai universal kemanusiaan, menjadi lakon yang tidak bisa dinafikan begitu saja dari S.I.D. Kita masih ingat bagaimana agresi USA terhadap negara Irak? Ditengah kondisi sentimentil yang berkembang atas dunia Islam, S.I.D justru tampil dan keluar dari sentimentil itu. Solidaritas kemanusiaan adalah universal dan menembus batas tanpa memandang warna kulit, jenis kelamin, agama, suku, bangsa. Ini terwujudkan dalam pagelaran musik bertajuk “Stop War”, sebuah pagelaran musik untuk menentang agresi USA ke negara-negara Timur Tengah. Apakah sebatas datang dan tampil dan menyanyi? Oh, tidak! S.I.D hadir dari menggagas ide, menyiapkan rencana kegiatan, mendesain propaganda dan mengumpulkan Band-band untuk tampil bahkan sampai teknis acara. Itulah sekian banyak aktivitas dan praktek-praktek S.I.D yang menunjukan keselarasan antara tema lagu dengan praktek kehidupan nyata mereka. Ditangan mereka, dunia “glam” menjadi tidak sebatas hura-hura dan dentingan sulang gelas dan botol alkohol . Dunia “glam saat ini menjadi dunia yang sarat dengan upaya penyadaran akan nilai-nilai kemanusiaan, keberagaman, keseteraan dan perdamaian. Pesan-pesan yang secara termaktub dalam lagu-lagu mereka, terpropagandakan dalam “oras-orasi panggung” dan mampu membangunkan kesadaran orang-orang akan arti penting dari nilai-nilai itu. Minimal di tingkatan penggemar mereka a.k.a outSIDers. Mampu meretas perebedaan sempit yang selama ini dikonstruksi oleh negara atas sekat-sekat suku, agama, ras, jenis kelamin, kebangsaan dll. Lalu seberapa pentingkah ucapan penonton yang saya sampaikan di awal tulisan ini? Buat saya pernyataan itu sangat istimewa. Inilah pertamakalinya saya mendengar “pengakuan” atas aktivitas-aktivitas S.I.D yang sesungguhnya tidak pernah lepas dari dinamika sosial. Setidaknya ada satu orang yang tersadarkan atas kampanye dan propaganda lagu S.I.D selama ini. Bahkan bisa saja mewakili puluhan, ratusan, bahkan ribuan orang lainnya. Sehingga judge fatalis (rasis, anti sosial) terkubur seiiring waktu. Ditengah krisisnya bangsa ini akan penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, dengan bergelimang manusia-manusia berperilaku primitif dan berpikiran sempit nan membosankan, S.I.D tampil sebagai oase yang memberikan secercah harapan. Semestinya orang-orang yang selalu bertampilan necis, berjas rapi, mengaku orang terhormat merasa malu karena justru pesan-pesan kemanusiaan, anti diskriminasi, kesetaraan keluar dari mulut “berandal-berandal” ini. Semoga tetep konsisten, mari ciptakan dunia baru tanpa diskriminasi. S.I.D “glam”mu kami tunggu seiiring dengan laju sepeda “lowrider” yang mengilhami orang untuk mencintai lingkungan. ……Dan kau sahabatku, mari kita bersulang!


Amienz Outsider Solofornia's Profile | Create Your Badge
Amienz Outsider Solofornia's Facebook profile

Night for the outsider

Sore itu, selasa 25 November ’08, di Jl Magelang sekitar kilometer ke 5, tepatnya di depan Liquid café n lounge, ratusan outsider (kelompok pencinta Superman Is Dead) berkumpul. Dengan atribut dan pakaian berbau SID (superman is dead, red) mereka bersiap-siap. Bersiap-siap untuk berpesta semalam! Walaupun suasana saat itu sangat dingin dan basah karena hujan yang tak jelas dari siang hari, mereka masih bersemangat, excited for that best damn gig!

Konser pada malam itu memang sangat luar biasa. Bayangkan saja, baru sebentar pintu masuk menuju café dibuka, tiket sudah sold out! Dan tidak hanya itu saja, tempat parker, tempat penitipan barang, semuanya penuh! Dan begitu masuk ke dalam pun suasana makin menggila saja. Jika dibandingkan dengan konser SID yang diadakan di tempat yang sama tahun lalu, sungguh berebda. Liquid kini penuh sampai ke meja-meja tempat minum, bahkan sampai ke meja bar! Wow, luar biasa penuh bukan?

Tapi, dibalik keluarbiasaan antusiasme penonton tersebut, terselip juga ketakutan di wajah setiap orang yang di sana. Bagaimana jika ternyata konser nantinya berakhir rusuh? Bagaimana jika para RANSID (Remaja Anti SID, red) beraksi dan merusak pesta semalam untuk outsider ini? Apalagi dengan penuhnya ruangan, pasti sulit untuk mengontrol keamanan. Dan, berhasil atau tidaknya konser hari ini akan ditentukan oleh sikap masing-masing orang sendiri. Pasalnya, menurut saya jika ada satu orang saja yang berusaha memancing keributan, konser malam itu akan gagal total seketika itu juga.

Dan ternyata, walaupun pada konser malam itu tidak disertakan band pembuka, orang-orang yang hadir tetap saja dibuat menunggu oleh pihak panitia. Walaupun sudah diiringi musik DJ yang groovy, tetap saja para penonton sudah tak sabar. Apalagi, di dalam ruangan itu sudah sangat dipenuhi oleh asap rokok dan bau alcohol yang menyengat. Orang yang tidak terbiasa dengan suasana seperti itu mungkin sudah mual.

Dan akhirnya, dinyanyikanlah rekaman lagu intro yang selalu mengiringi SID tiap kali naik ke panggung. Beberapa penonton yang hafal pun menyanyikan lagu tersebut dengan antusias. Dan akhirnya dalam kegelapan panggung yang lampunya memang sengaja dimatikan, munculah Jerinx, drummer SID dengan mengenakan jaket kulit besar yang makin memperlihatkan ke-macho-annya. Dengan sedikit lambaian untuk Outsider dia kemudian bergegas berlari menuju singgasananya, drum putih berhiaskan bendera merah putih dan tengkorak khas SID. Lalu kemudian munculah Eka Rock (basis SID) dengan pakaian Supershaggy sebagai simbol kerjasama SID dan Shaggy Dog dalam album terbaru SID yang berjudul Angel and the Outsider. Dan kemudian disusul oleh Bobby kool, dengan gitar khasnya dan juga memakai baju outsider jogja tanpa lengan -mungkin kekecilan, hehe- yang kemudian berdiri tegak di depan mikrofon yang berhiaskan dadu merah, yang lagi-lagi merupakan ciri khas dari SID.

Dan setelah semua siap ditempat, lagu pertama pun mulai dimainkan. Saat semua orang mengira bahwa lagu pembuka kali ini tidak akan berbeda dari konser-konser sebelumnya yaitu year of the danger, SID langsung membuat gebrakan dengan menyanyikan tv brain, sontak para penonton terlihat kaget. Dan ternyata, hanya butuh beberapa detik bagi para outsider sejati ini untuk langsung menyatu dengan alunan distorsi dari Bobby cs. Walaupun tidak bisa bergerak bebas untuk berpogo –karena ruangan saat itu sudah sangat penuh, untuk melangkah pun sudah sangat sulit- namun semua tetap menyanyikan dengan antusias.

They never know
How much i like the colour black
They never know
How much i spent for the cocaine
But now i’m sure they sell the pain
Just for the game
Unless you fool me in the way
Of this goddamn world!
I will walk again,
I will speak in vain
When there’s nothing stand
Against my revenge
Good enough to blame,
When everyone’s insane
So i can sneak
In the back of your mind

Constitution fall
I reach up the sky,
I follow the lust,
End up like a winner
Television brain inside

Go away…
The telivision brain
I’ll walk away…..
Just one step closer to the
Castaway…….
I’ve watched the TV show
Now i feel blind…..
The news is on i just

I fell numb inside me,
I feel hate just surround me
God i do not want this thing
I could never change !

They never know
How much i like
My favorite bands
But magazine they just turns
Everyting so bad
It’s time for me to watch
You guys get fucking burn
We’re gonna blow your mind
Just like the atom bomb !

I’ll get up again,
I will kick and shout
And there’s nothing stand
Against my revenge
It’s so easy to blame,
When everyone’s insane
I sneak in to the back
Of your mind

Tv Brain, Superman is dead

www. supermanisdead.net

Amienz Outsider Solofornia's Profile | Create Your Badge
Amienz Outsider Solofornia's Facebook profile